Jumat, 10 Mei 2019

SELA

Kata "Sela" tertulis sebanyak 71 kali dalam Kitab Mazmur dan 3 kali dalam kitab Habakuk. Kata ini biasanya di tulis pada bagian akhir ayat, kecuali pada Mazmur 55:20, Mazmur 57:4, Habakuk 3:3 dan Habakuk 3:9. Asal-usul kata ini pemakaian serta maknanya sanpai saat ini masih belum pasti. Namun ada beberapa penafsiran sebagai berikut:

1. Beberapa ahli percaya bahwa kata "sela" berasal dari kata" Calah" yang dalam bahasa Ibrani berarti "untuk menggantung." atau "untuk mengukur" atau "menimbang dengan neraca".  Menurut definisi ini, kata "sela" dipakai supaya pemuji kitab Mazmur berhenti sejenak sambil merenungkan ayat pujian yang diucapkannya. Misalnya ketika kita membaca Mazmur 66:4," Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu. Sela, maka kita dianjurkan untuk berhenti sejenak sambil merenungkan betapa besarnya nama Tuhan,betapa hebatnya Tuhan, dll.

2.Kamus Alkitab menjelaskan" sela " sebagai petunjuk dalam kitab Mazmur yang barangkali artinya:pause, isirahat. Ada yang berpendapat bahwa'kata sela memiliki fungsi yang sama dengan tanda koma dalam sebuah kalimat. Karenanya, kata "sela" seharusnya tidak perlu dibaca, cukup diam sejenak seperti ketika membaca kalimat setelah selingan tanda koma.

3. Karena kitab Mazmur berisi syair lagu, maka ada pula yang menafsirkan bahwa kata "sela" sebagai:
a. Tanda overtune" yaitu tanda supaya  berhenti untuk menaikkan nada lagu atau suara.
b. Tanda pemisah lagu, yaitu tanda untuk mengangkat mata dan mengulang lagu kembali dari awal.
c. Dalam konteks ibadah, sela merupakan tanda bagi umat Tuhan agar membungkuk dan menyentuh tanah dengan dahinya (budaya ibadah orang Timur Tengah) sebagai tanda hormat, penyembahan dan ketaatan kepada Tuhan.

4.Ada juga yang membedakan "sela" dalam 3 kategori, yakni:
a. Dalam konteks satra, kata "sela" diartikan sebagai referensi.
b. Dalam konteks liturgi, kata "sela" diartikan sebagai bersujud.
c. Dalam hubungannya dengan musik, seperti dalam Septuaginta (terjemahan Alkitab PL dalam bahasa Yunani, kata "sela" berasal dari kata "diapsalma" yang diidentifikasi sebagai "selingan musik".

Jumat, 28 November 2014

LELAH

1.  Cape Deh !!!
Pernahkan Anda mendengar orang berkata " cape deh", " lelah" dan kata-kata sejenisnya?. Seringkali kata-kata ini keluar dari mulut kita setelah kita mengerjakan sesutu yang tidak kunjung selesai. Kata-kata ini juga seringkali keluar dari mulut kita saat kita merasa kita menghadapi permasalahan yang tak kunjung beres. Biasanya kita mulai mencari-cari  kesalahan pada orang lain. Mungkin itu guru atau dosen yang dianggap tak berperi kemanusiaan karena memberi tugas diluar kemampuan. Atau majikan yang memberi tugas betimbun-timbun.

Yang lebih parah, umat Israel pernah berkata" cape deh, kepada Tuhan. Mereka merasa lelah sehingga meninggalkan Tuhan. Itu sebabnya muncullah ayat dalam Mikha 5:3 " UmatKu, apakah yang telah Ku lakukan kepadamu? dengan apakah engkau telah Ku lelahkan? Jawablah Aku !.

Pertanyaan ini adalah  pertanyaan yang mengungkapkan kesedihan Allah. Tapi pertanyaan ini adalah juga pertanyaan yang didalamnya mengungkapkan kasih Allah kepada umat-Nya. Dan pertanyaan ini adalah juga pertanyaan yang mengungkapkan keterlibatan Alah dalam masalah manusia.

" Dengan apakah Allah telah melelahkan kita?" adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Dan Jawaban yang diminta Allah bukan keluhan, tetapi ucapan syukur.
Mengapa kita harus mengucap syukur?kita mengucap syukur karena kebaikan Tuhan atas kita umat-Nya (Mikha 6:5). 
Bukti kebaikan Tuhan
* Ia telah menyelamatkan kita
* Dst

Mengapa seringkali kita merasa Allah telah melelahkan kita?
* Karena kita lupa kebaikan Tuhan ( Mikha 6:5)
* Karena kita malas ( Mikha 6:6)
* Karena kita kurang beriman ( Mikha 6:7)
* Karena kita memiliki hati yang jahat ( Mikha 6:8)
* Karena kita tidak takut akan Tuhan ( Mikha 6:9)
* Karena kita tidak mengerti kehendak Tuhan ( Mikha 6:10-16)

SYUKUR

1.Definisi Syukur
Syukur secafa harafiah berasal dari kata bahasa Arab"Syakara" atau "Yaskuru" yang artinya berterimakasih.

2. Mengapa Sulit Mengucap Syukur?
Tuhan Yesus mengajarkan kepada umat-Nya untuk mengucap syukur senantiasa. Dalam I Tesalonika 5:18 dicatat bahawa" Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu". Itu artinya, dalam kondisi apapun juga kita harus senantiasa mengucap syukur. Namun dalam kenyataan, tidaklah semudah membalik tangan. Ketika kita sedang mengalami hidup yang berkecukupan, semua urusan lancar, kita dalam keadaan sehat, mengucap syukur bukanlah hal yang sulit. Tapi bagaimana jika kondisi sebaliknya, usaha seret, bisnis macet, musibah menimpa, sakit melanda, problema menerpa? masihkah kita mampu mengucap syukur?

Seringkali, kita sulit mengucap syukur karena beberapa hal yaitu
a. Tidak sesuainya antara kenyataan dan harapan
b. Melihat persoalan secara sempit, bahkan dengan kacamata kita semata
c. Tidak percaya/tidak mau melihat bahwa Allah yang berdaulat atas semua fenomena hidup manusia

3. Hal-hal yang dapat mendorong kita mengucap syukur kepada Tuhan.
Apa saja hal-hal yang dapat mendorong kita mengucap syukur kepada Tuhan?
a. Iman terhadap janji-janji Tuhan
b. Hati yang dipenuhi dengan hal-hal yang positif
c. Roh yang peka terhadap kehadiran Tuhan
c. H

SABAT

1. Definisi
Jika ditelusuri, kata "sabat" berasal dari bahasa Ibrani "sabbeth". Shabbeth berasal dari akar kata"shaba", yang artinya "berhenti". Shabba bisa juga diartikan mengaso atau beristirahat. Kapan kita beristirahat? setelah kita sibuk melakukan pekerjaan bukan?
2. Pentingnya istirahat